Ingin Jantung Sehat? Menikahlah yang Harmonis!
Pernikahan yang harmonis ternyata akan meningkatkan kesehatan. Khususnya jantung. Demikian hail penelitian ilmuwan Brigham Young
University Amerika Serikat (AS)
Pernikahan yang harmonis berperan besar dalam menjaga tekanan darah seseorang. Sementara itu, pernikahan yang tidak harmonis membuahkan
tekanan darah yang lebih tinggi kepada pasangan suami-istri daripada orang dewasa lajang. Riset terkini menunjukkan, orang dewasa yang menikah bahagia mempunyai tekanan darah lebih rendah daripada bujangan, meskipun kaum lajang tersebut memiliki hubungan pertemanan yang mendukung. Secara langsung
ini menunjukkan bahwa pernikahan adalah masalah kesehatan jantung. Demikian ungkap Holt-Lunstad, psikolog yang meneliti masalah kesehatan dan hubungan manusia di Brigham Young University (BYU), AS.
Sebagaimana dilaporkan www.sciencedaily. com 21 Maret 2008, Julianne Holt-Lunstad, profesor di Brigham Young University (BYU), AS, menemukan bahwa kaum adam dan hawa yang menikah bahagia memiliki tekanan darah harian 4 angka lebih rendah dibandingkan dewasa lajang.
Memiliki sahabat yang mendukung tidak membuat tekanan darah lebih baik bagi kaum lajang ataupun mereka yang menikah tapi tidak bahagia. Apa yang diungkap ini merupakan kejutan bagi profesor Holt-Lunstad dan timnya. "Terlihat ada manfaat kesehatan dari pernikahan," kata profesor Holt-Lunstad. "Tidak hanya menikah yang berguna bagi kesehatan yang sebenarnya paling melindungi kesehatan adalah pernikahan yang bahagia."
Tidak heran pula, penelitian tersebut menemukan hal sebaliknya: kalangan dewasa yang menikah tapi tidak bahagia bertekanan darah lebih tinggi dibandingkan mereka yang menikah bahagia dan dewasa bujang bahagia.
Peneliti itu melibatkan 204 dewasa menikah dan 99 dewasa bujang. Pada tubuh mereka dipasang alat perekam tekanan darah selama 24 jam tanpa dilepas. Alat tersebut merekam tekanan darah secara acak sepanjang hari – bahkan saat mereka tidur. Sekitar 72 kali alat ini mengambil sampel tekanan darah mereka yang menjadi obyek penelitian itu.
"Kami ingin merekam tekanan darah peserta ketika mereka tengah melakukan kegiatan apa pun dalam kehidupan keseharian," papar Holt-Lunstad.
"Mendapatkan satu atau dua pengukuran di tempat pemeriksaan sebenarnya tidak mewakili fluktuasi tekanan darah yang terjadi sepanjang hari."
Seluruh peserta yang diteliti menjawab pertanyaan seputar daftar nama-nama rekan dalam jaringan persahabatannya, serta pertanyaan mengenai keadaan hubungan persahabatan itu. Peserta yang sudah menikah melengkapi pula pertanyaan tentang kondisi hubungan mereka dengan suami atau istrinya. Dengan alat pencatat tekanan darah yang berfungsi siang dan malam, peneliti itu dapat mengetahui bahwa tekanan darah dewasa yang sudah menikah – khususnya yang menikah bahagia – menurun ke tingkat lebih rendah daripada kaum lajang.
"Penelitian telah memperlihatkan bahwa orang yang tekanan darahnya tetap tinggi sepanjang malam jauh lebih beresika terkena masalah jantung dan pembuluh darah dibandingkan orang yang tekanan darahnya menurun," ujar Holt-Lunstad. Holt-Lunstad berujar, pasangan menikah dapat mendorong kebiasaan sehat, misalnya saling menasehati untuk ke dokter dan mengkonsumsi makanan sehat. Hubungan pernikahan juga merupakan sumber dukungan emosional di waktu sedih dan gembira. Berbagi berita baik antara suami dan istri, misalnya, menimbulkan emosi positif, yang akhirnya mendorong fungsi tubuh.
[cs/BYUnews/ www.hidayatullah .com, Senin, 24 Maret 2008]
0 comments:
Post a Comment