Strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir melalui "Perbankan Mikro", Studi kasus di Kabupaten Pekalongan Propinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Boalemo Propinsi Gorontalo

Bagian ini berisi tentang Informasi Kajian yang  dilakukan untuk Daerah Gorontalo dan Disimpan/Terkatalog pada Perpustakaan Institut Pertanian Bogor Hngga Desember 2007.  Halaman ini akan diupdate setiap saat, Jadi sering-seringlah berkunjung atau Berlangganan Berita Ririungan untuk mendapatkan Informasi terkini...Salam.(Admin-Ical)logo-ipblogo-pemprov-gorontalo

Penerbitan
2004;

Deskripsi Fisik
xiii,216 lembar, il., 30 cm..;

Subyek
Economics, Banking, Jawa Tengah, Pekalongan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Boalemo

Kata Kunci
;

Pembimbing
Kusumastanto, Tridoyo; Monintja, Daniel R

Abstrak bhs Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengkaji keadaan usaha masyarakat pesisir pada wilayah yang memiliki sumberdaya terbatas dan wilayah yang memiliki kelimpahan sumberdaya serta tingkat kesejahteraannya. (2) Mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat pesisir dalam mengatasi kondisi ketidakberdayaan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya melalui pemanfaatan sumberdaya perikanan. (3) Mengkaji strategi pemberdayaan masyarakat pesisir melalui model "perbankan mikro" sebagai salah satu kebijakan intervensi yang efektif untuk meningkatkan pendapatan riil masyarakat pesisir dalam rangka tercapainya pengelolaan wilayah pesisir terpadu. Kesimpulan hasil penelitian ini yaitu: Pertama, Pendapatan riil masyarakat pesisir di dua lokasi penelitian berada dibawah upah minimum regional/Upah Minimum Propinsi (UMR/UMP). Pendapatan riil masyarakat pesisir di Kabupaten Pekalongan sebesar Rp.217.500,- per bulan sedangkan UMR/UMP sebesar Rp.315.000,--. Di Kabupaten Boalemo, pendapatan riil masyarakat pesisir sebesar Rp.258.500,-- per bulan, sedangkan UMR/UMP sebesar Rp.375.000,--, Kedua, dari hasil penelitian dan scoring dengan menggunakan tujuh (7) indikator variabel indikator kesejahteraan terhadap dua lokasi obyek penelitian, menunjukkan bahwa kedua daerah tersebut masuk dalam kategori miskin sehingga perlu diberdayakan. Ketiga, Pemberdayaan Ekonomi masyarakat pesisir melalui perbankan mikro agar efektif implementasinya dengan menggunakan pendekatan analisis strategi generic, maka untuk Kabupaten Pekalongan difokuskan pada sektor Hilir, sedangkan untuk Kabupaten Boalemo difokuskan di sektor Hulu. Saran-saran berdasarkan kesimpulan adalah sebagai berikut: Pertama, Agar pemberdayaan ekonomi nelayan tradisional melalui perbankan mikro dapat berhasil, besamya suku bunga maksimum 15 persen serta diperlukan iklim bisnis yang kondusif dengan mengedepankan komitmen dan kebijakan keberpihakan tanpa mengesampingkan aspek Prudential. Kedua, program pendampingan mutlak diadakan dalam rangka supervisi bidang manajemen, pemasaran serta berperan sebagai pengendali pelaksanaan perbankan mikro. Ketiga, masyarakat pesisir sudah saatnya diposisikan sebagai salah satu segmen dalam komunitas sosial yang dapat dipercaya "be trusted" sehingga berpotensi menjadi sektor unggulan, pasar kini dan pasar masa depan yang prospektif dan menjanjikan "lucrative".;

Abstrak bhs Inggris
This study aims at: (1) analysing the business conditions of the coastal society in the area having limited resources and in the area having abundant resources, and their level of welfare, (2) Identifying the factors influencing the welfare of the coastal society in handling the lack of empowerment to fullfill their living needs through the making use of fishery resources, and (3) analysing the strategy for empowering the coastal society through "micro banking" model, as one of the effective intervention policies, to increase their real earnings in order to a achieve the integrated coastal area management.The result of the study shows that: (1) The real earnings of the traditional fisher in the two locations of study is under the regional minimum wage/provincial minimum wage (RMW/PMW). The real earnings of the coastal society in Pekalongan Regency is of Rp. 217.500,- per month. While their RMW/PMW is of Rp. 315.000,-. In Boalemo Regency, it is of Rp. 258.000 per month, while the RMW/PMW is of Rp. 375.000,-. (2) Using seven indicator variables, the welfare indicator in the two locations of study shows that both locations are within the poor category, so they need to be empowered, (3) To make tbe empowering of the traditional fisher economy through micro banking effective, by using the generic strategic analysis, for Pekalongan Regency it is focused on the downstream sector, while for Boalemo Regency it is focused on the upstream sector. From the result of study it is suggested that: (1) To make the empowering of the coastal society economy through micro banking successful, the amount of the maximum interest rate should be 15 percent and there should be a conducive businees climate that puts forward the commitment and the taking sides policy without neglecting the prudential aspect. (2) The assistantship program must be conducted in supervising the management and the marketing and also in playing the role as the micro banking controller. (3) It is the time for the coastal society to be positioned as one the segments in the social community which can "be trusted" so it has the potenstial to be the primary sector, the current market and the prospective and "lucrative" future market.;

Kode Lokasi;

336.71
EDY s

0 comments:

Gorontalo Corner

Recents

Latest Comments

Institut Pertanian Bogor terkini

Eramuslim- Nasional

Template by : Faizal Kasim
RMGB Blog is Powered by Blogger-Image Hosting By TinyPic