Provinsi Gorontalo yang merupakan provinsi dengan julukan serambi madina, bukanlah salah satu daerah yang tak luput dari bencana alam, akan tetapi hal ini dapat saja di maklumi oleh masyarakat Gorontalo karena bencana alam datang kapan saja tanpa disadari oleh masyarakat.
Akan tetapi jika bencana moral para pemimpin daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang datang dengan disengaja, maka dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan rakyat yang dipimpinnya. Hal ini dapat dilihat dari peran serta berbagai oknum pejabat yang terlibat dalam penggunaan NARKOBA, dan bahkan bahu-membahu bersama anak-anaknya dalam menggunakan barang haram tersebut yang dapat menghancurkan dekadensi moral anak bangsa.
Pertanyaannya sekarang bagaimanakah pejabat tersebut dapat memberdayakan masyarakat, sedangkan dirinya dan anak-anaknya tidak dapat memberdayakan dirinya dan keluarganya dari pengaruh NARKOBA dan derivatnya. Dimanakah etika dan moral pejabat seperti ini, apakah rakyat akan membiarkan feomena ini terjadi di serambi madina yang penuh dengan syiar Islam, atau hal yang bertentangan dengan nilai-nilai agama ini akan dibiarkan berkembang di Daerah Agropolitan yang penuh Inovasi dan dedikasi membangun daerah.
Sepertinya berbagai pertanyaan tersebut merupakan pekerjaan rumah yang paling berat untuk rakyat Gorontalo, karena para pejabat yang menggunakan NARKOBA tersebut adalah orang-orang yang terpercaya untuk memimpin dearah yang memiliki filosofi adat bersendikan syara, syara besendirikan kitabullah.
Sekarang Gorontalo memiliki berbagai pemimpin (pejabat) yang memiliki moral dan etika yang sudah bobrok dan tidak mengenal lagi budaya malu dalam pergaulannya sebagai warga masyarakat, Gubernur Fadel Muhammad mengatakan (Gorontalo Post) bahwa banyak pejabat pemerintah Gorontalo (Provinsi, Kabupaten/Kota) yang menggunakan NARKOBA jika mempunyai tugas ke luar Daerah utamanya di Ibu Kota Jakarta.
Pernyataan Gubernur ini bukan tidak beralasan, karena beliaulah (Gubernur) yang paling bertanggungjawab terhadap etika dan moral para pejabat yang dipimpinnya, akan tetapi seorang Fadel Muhammad tidak dapat berbuat banyak, karena para pejabat itulah yang tidak tahu diri dan tidak tahu berterima kasih kepada masyarakat yang memberikan amanah kepada pejabat tersebut.
Tentunya hal ini akan menjadi suatu pelajaran bagi masyarakat Gorontalo dalam memilih dan memilah calon pemimpin yang akan diberikan amanah untuk kemajuan Provinsi Gorontalo dimassa yang akan datang, dan setidaknya Gorontalo saat ini penuh dengan para oknum pejabat yang mempunyai etika dan moral yang rendah dan pada posisi yang sangat memilukan.
Apakah moral dan etika Islami akan bertahan di bumi serambi madina, tentunya kita semuanya yang akan menjawabnya untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
Jayalah rakyat Gorontalo dari Bone Bolango sampai Pohuwato, Insya Allah Perjuanganmu tidak akan sia-sia untuk kemajuan Gorontalo dimasa yang datang. Dan bagi oknum pejabat yang bejat etika dan moralnya Insya Allah akan diberikan kesadaran dan petunjuk ke jalan yang benar oleh Allah SWT. Amin.....
0 comments:
Post a Comment